laman

Rabu, 03 Juni 2015

Ketabahan dan Keyakinan seorang Ibu


Setiap pasangan pasti menginginkan anak yang sempurna, namun apa yang terjadi jika ternyata takdir berkata lain. Anak itu terlahir cacat atau awalnya terlahir sempurna namun karena kecelakaan, kesempurnaan itu hilang. Bagaimana pula hancurnya orang tua terutama ibu. Namun meski buah hatinya cacat seorang ibu pasti akan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Dia mengimpikan anaknya akan sukses seperti anak normal lainnya. Untuk mewujudkan itu semua, dia harus membayar mahal, tak hanya materi tetapi juga kesabaran yang tiada bertepi untuk menghadapai anaknya. Apalagi anak yang kekurangan cenderung temperamental.

Inilah tema yang diangkat dalam novel Tere Liye kali ini. Novel yang terinspirasi dari tokoh dunia Hellen Keller. Hellen Keller yang buta, tuli dan bisu terwujud pada sosok Melati. Kehadiran Melati yang dulunya dinanti dengan penuh perjuangan dan pengharapan oleh Tuan HK dan Bunda HK. Melati dilahirkan bunda HK setelah bertahun-tahun Pernikahan. Kesadaran untuk lebih dekat dengan Allah dan banyak membantu orang lain, membuat bunda HK hamil, meski umurnya sudah tak lagi muda. Melati berparas cantik, rambut ikal, dengan mata seperti buah leci. Setiap mata yang melihat, pasti akan tersihir. Namun sihir itu hanya mampu bertahan 3 tahun, karena kecelakaan merenggut kebahagiaan keluarga HK. Sebuah  brisbe menghantam kepala Melati ketika bermain di pantai. Sejak saat itu perlahan beberapa organ tubuh Melati tidak berfungsi, mata, telinga dan otomatis dia tidak bisa bicara. Sempurnalah penderitaannya. Dia seakan tak punya akses untuk mengenal dunia apalagi mengenal Tuhannya.

Namun Tuan dan Bunda HK tak pernah putus asa. Mereka akan melakukan berbagai cara untuk bisa mnegantarkan anaknya mengenal dunia dan Tuhannya, juga pada kesuksesan hidup. Mereka mendatangkan dokter ahli, namun hasilnya kesia-siaan, bahkan para dokter menganjurkan untuk membawa Melati ke rumah sakit jiwa, setelah insiden penggigitan salah satu dokter yang menanganinya, sehingga menyulut kemarahan pada dokter-dokter yang lain.

Atas anjuran Kinasih, dokter muda dan cantik, bunda HK meminta bantuan Karang. Lelaki berhati malaikat untuk anak-anak. Perasaannya begitu peka terhadap anak-anak, bahkan permasalah anak-anak yang mampir di tangannya akan selesai dengan sangat mudah. walaupun dia tidak berpendidikan tinggi apalagi belajar ilmu psikologi anak. Dia membangun beberapa rumah baca dan membacakan dongeng untuk anak-anak. Dalam dongeng dia memasukkan pesan moral pada mereka. Dari sini kita akan menjadi tersadar bahwa cerita, dongeng tak bisa dipisahkan dalam kehidupan anak-anak. Dongeng sangat efektif untuk membentuk karakter mereka.

Namun itu Karang yang dulu. Karang 3 tahun lalu. Sosok Karang sebelum insiden kapal yang menewaskan 18 anak yang membuat Karang tidak bisa memaafkan dirinya, hingga menghancurkan dirinya sendiri. Selama bertahun-tahun dia menjadi pemabuk, dan tak peduli dengan sekitarnya. Dia keluar rumah di malam hari dan pulang jika pagi menjelang. Siangnya dia tidur sepanjang hari.

Berkali-kali bunda HK mengirimkan surat pada Karang perihal permohonan agar mendidik anaknya, namun surat-surat itu tak pernah dibukanya. Hingga surat ke 17, bunda HK datang dan meminta langsung kepadanya, namun hasilnya nihil. Karang tidak tertarik untuk mendengarnya.

Tapi siapa yang tahu, bolak baliknya hati. dan Darimana sebuah kesadaran itu datang. Kata yang meluncur dari mulut dua pengemis yang satunya tuli, sedangkan yang lain buta, mengusik kesadaran Karang. Nuraninya berbisik bahwa dia harus melakukan sesuatu.

Pagi-pagi dia datang dengan tampilan ala kadarnya, rambut gondrong dengan kumis dan jambang di mukanya. Tentu saja tampilan itu menimbulkan kecurigaan pada tuan HK dan salmah, pembantu Keluarga HK yang super kepo. Namun bunda HK mampu meyakinkan tuan HK, dengan meminta waktu seminggu. Bunda HK yakin ada ada keajaiban kehidupan yang akan dialami putrinya.

Karang mengajukan syarat, bahwa dalam masa pengajarannya, bunda HK tidak protes ataupun bertanya apa yang sedang dilakukannya. Untuk pertama kalinya Karang bertemu Melati. Karang seperti dejavu. Dia teringat Qintan. Gadis kecil cacat kaki yang sangat dicintainya. Qintan yang berkemauan kuat dan ingin berlari. Dia selalu mampu memberikan keceriaan pada orang sekitarnya.
Melati anak berumur 6 tahun, tidak bisa makan dengan sendok dan makannya tercecer di mana-mana. Dia melempar benda-benda yang dipegangnya. pemarah. Dia tidak suka dipeluk dan tak mengenal bunda dan ayahnya.

Karang mengajarnya dengan tegas. Jika tidak patuh Karang tidak segan menghukumnya. Namun hukuman itu tidak membuat melatih takluk. Dia makin berontak. Dari pelajaran inilah kita bisa mengambil banyak pelajaran bagaimana memperlakukan anak-anak berkebutuhan khusus. Kekerasan bukan hendak membuatnya semakin tersisih, tetapi lebih membuat mereka lebih disiplin sehingga akan terbentuk kebiasaan yang baik. Anak-anak berkebutuhan khusus temperamen karena mereka juga capek, dia ingin juga hidup dengan normal.

Berhari tak ada kemajuan pada diri Melati, hanya iba yang muncul dalam diri bunda HK dan tuan HK. Orang tua mana yang tega melihat anaknya diperlakukan kasar. Karang tidak memperbolehkannya makan, sampai dia mau makan menggunakan sendok. Semakin hari tubuh Melati semakin lemas, dan akhirnya sakit. Karang selalu yakin, Melati akan menemukan keajaiban itu. Dia yakin bahwa di tangan anak-anak tersimpan masa depan yang cerah. Tuhan selalu adil menurut versiNya. Kalau Melati buta, tuli dan bisu, dia yakin ada mata dan telinga yang diletakkan di indera yang lain. Tugas orang sekitarnyalah yang membantu untuk menemukannya.

Meski kadang novel ini jadi sinetron banget di dua adegan pada waktu Karang diusir karena ketahuan ada botol minuman di kamarnya, namun tidak jadi karena Melati mengalami kemajuan. atau pada saat Karang hendak diusir untuk yang kedua kalinya, karena kemarahan tuan HK melihat Karang yang masih dirumahnya selama mengurus bisnisnya di Frankfurt, tiba-tiba ada keajaiban terjadi.
Ucapan pengemis buta dan tuli yang begitu bijak, dan pilihan bahasanya seperti dia punya pendidikan yang tinggi, sepertinya kurang pas.

Dan saya memberi bintang 4 pada novel ini. Temanya lain dari yang lain. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Novel ini menyelipkan semangat untuk bisa lebih mencintai anak-anak dan lebih banyak bersyukur atas kesempurnaan-kesempurnaan yang Allah berikan pada kita.

Judul     : Moga Bunda disayang Allah
Tebal     : 306 hal
Penerbit : Republika
Penulis  : Tere Liye
Tahun    : 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar