laman

Jumat, 17 Februari 2017

BERIMAJINASI SAMBIL BELAJAR MENGENAL BERBAGAI MACAM PENYAKIT


Mongkre si monster jahat yang tinggal di tengah hutan berencana untuk mengganggu penduduk Negeri Segalanya Sangat Menyenangkan yang dihuni oleh kurcaci bertubuh gempal dan berhidung besar. Mongkre membenci para kurcaci karena selalu riang gembira. Untuk melancarkan rencananya, dia melakukan tipu muslihat dengan berpura-pura menyelamatkan raja Lalat yang terjebak di sarang Laba-laba. Sebagai rasa terima kasih Raja Lalat siap membantu rencana jahat Mongkre. Raja lalat menyuruh anak buahnya pergi ke negeri Segalanya Sangat Menyenangkan. Mereka membawa kuman penyakit di kakinya dan hinggap di atas makanan yang dibiarkan terbuka.

Akibatnya penduduk negeri Segalanya Sangat Menyenangkan ada yang menderita sakit perut, mumtah-muntah dan mengalami diare. Oldor, kurcaci dan juga dokter meneliti penyebab penyakit tersebut. Para kurcaci makan makanan yang dihinggapi lalat dan minum air yang belum dimasak. Dia juga sangat terkejut melihat kuman-kuman penyakit yang ada ditinja para kurcaci. Dia lalu memberikan obat kepada mereka, dan juga memberikan banyak minum kepada mereka. Oldor juga mengajari para kurcaci mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta memasak air sebelum diminum.

Itulah salah satu dari 6 cerita yang ada dalam buku OLdor. Selain cerita semuanya seru, dengan membaca buku itu, kita juga akan belajar berbagai macam penyakit, disetiap akhir cerita terdapat penjelasan penyakit, sebabnya, gambar virusnya, cara mencegahnya dan bagaimana penularannya.

Judul: Oldor
Pengarang: dr. Grendi dan dr. Ririn
Penerbit: Tiga Ananda
Terbit: Cetakan pertama, 2014
Tebal: 120 hlm

ISBN: 978-979-045-766-9

Selasa, 07 Februari 2017

Review Book; I Was a Rat



Judul: I Was a Rat! Or The Scarlet Slippers
Pengarang: Philip Pullman
Penerbit: Gramedia
Terbit: Cetakan pertama, 2007
Tebal: 256 hlm
ISBN: 978-979-22-3430-5
Genre: Novel Anak/ Inggris
 
Setiap membaca novel anak karya Pullman, hati saya berdecak kagum. Tokohnya memang terkadang absurd, atau mengangkat benda mati yang seolah punya perasaan seperti manusia. Dan beberapa kali saya baca novel karangan Pullman, tokohnya terjebak dalam keadaan yang sulit yang pada akhirnya dengan ketangguhannya bisa menyelesaikan kesulitan itu.

Begitu juga dalam novel I Was a Rat (dulu saya tikus) mengisahkan tentang seekor tikus yang berubah menjadi manusia. Dia ditemukan oleh kakek pembuat sepatu dan nenek yang kesehariannya membuka laundry. Sejak pertama mereka bertemu anak itu mereka langsung jatuh cinta. Namun anak itu tidak bisa  bicara layaknya manusia. Karena takut dituduh menculik dan khawatir anak itu dicari orang tuanya maka mereka membawa keliling kota, ke balai kota, dinas sosial, ke kantor polisi,  rumah sakit, untuk mengembalikannya ke tempat asalnya. Namun gagal. Namun tikus tetaplah tikus, dia memakan pensil sang hakim, anak itu ditolak dan dianggap kurang waras, demikian juga ketika Roger dibawa ke kantor polisi. 

Mereka memutuskan merawatnya, dan memberi nama Roger. Agar bisa sama dengan anak yang lain, Bob dan Joan menyekolahkannya. Naas di sekolah dia dibully teman hingga mengundang kemarahan sang kepala sekolah. Sang kepala.sekolah hendak menghukumnya, namun Roger lari menyelamatkan diri. Ibarat pepatah keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Roger ditemukan oleh pemilik sirkus, dia dijadikan tikus jadi-jadian yang menjijikkan. Dia dijadikan bahan tontonan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. 

Robert secara tak sengaja diselamatkan oleh anak anak, dan dia.masuk ke gorong-gorong, alhasil.dia diberitakan sebagai monster membahayakan. Dia ditangkap polisi, dia diadili dan hampir dihukum mati. Bob dan Joan meminta  bantuan pada kerajaan, dan bertemulah dengan sang putri. Sang putri bertekad mengeluarkan Roger bagaimanapun caranya. Mampukan sang putri membebaskan Roger dari segala tuduhan. Dan apa hubungan Roger  dengan sang putri, hingga sang putri berusaha mati matian untuk membebaskan Roger. 

Membaca novel ini memberi pelajaran  bagi kita.bahwa menjadi manusia dengan sebenar-benar manusia tidaklah mudah, meski tidak.bisa dikatakan sulit. Ada quotes yang kusuka dalam buku ini;

Menurutku yang terpenting bukanlah apa dirimu, tapi apa yang kaulakukan” (hlm. 240) 


“Sulit sekali jadi manusia, tapi tidak terlalu sulit jika kamu berfikir kamu memang manusia” (hlm. 249)