Judul: I Was a Rat! Or The Scarlet Slippers
Pengarang: Philip Pullman
Penerbit: Gramedia
Terbit: Cetakan pertama, 2007
Tebal: 256 hlm
ISBN: 978-979-22-3430-5
Genre: Novel Anak/ Inggris
Setiap membaca novel anak karya Pullman, hati saya berdecak kagum. Tokohnya memang terkadang absurd, atau mengangkat benda mati yang seolah punya perasaan seperti manusia. Dan beberapa kali saya baca novel karangan Pullman, tokohnya terjebak dalam keadaan yang sulit yang pada akhirnya dengan ketangguhannya bisa menyelesaikan kesulitan itu.
Begitu juga dalam novel I Was a Rat (dulu saya
tikus) mengisahkan tentang seekor tikus yang berubah menjadi manusia. Dia ditemukan
oleh kakek pembuat sepatu dan nenek yang kesehariannya membuka laundry. Sejak
pertama mereka bertemu anak itu mereka langsung jatuh cinta. Namun anak itu
tidak bisa bicara layaknya manusia. Karena takut dituduh menculik dan
khawatir anak itu dicari orang tuanya maka mereka membawa keliling kota, ke balai
kota, dinas sosial, ke kantor polisi, rumah
sakit, untuk mengembalikannya ke tempat asalnya. Namun gagal. Namun tikus
tetaplah tikus, dia memakan pensil sang hakim, anak itu ditolak dan dianggap
kurang waras, demikian juga ketika Roger dibawa ke kantor polisi.
Mereka memutuskan merawatnya, dan memberi nama
Roger. Agar bisa sama dengan anak yang lain, Bob dan Joan menyekolahkannya.
Naas di sekolah dia dibully teman hingga mengundang kemarahan sang kepala
sekolah. Sang kepala.sekolah hendak menghukumnya, namun Roger lari
menyelamatkan diri. Ibarat pepatah keluar dari mulut harimau masuk ke mulut
buaya. Roger ditemukan oleh pemilik sirkus, dia dijadikan tikus jadi-jadian
yang menjijikkan. Dia dijadikan bahan tontonan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Robert secara tak sengaja diselamatkan oleh anak anak, dan dia.masuk ke gorong-gorong,
alhasil.dia diberitakan sebagai monster membahayakan. Dia ditangkap polisi, dia
diadili dan hampir dihukum mati. Bob dan Joan meminta bantuan pada
kerajaan, dan bertemulah dengan sang putri. Sang putri bertekad mengeluarkan Roger
bagaimanapun caranya. Mampukan sang putri membebaskan Roger dari segala
tuduhan. Dan apa hubungan Roger dengan
sang putri, hingga sang putri berusaha mati matian untuk membebaskan Roger.
Membaca novel ini memberi pelajaran bagi kita.bahwa menjadi manusia dengan sebenar-benar manusia tidaklah mudah, meski tidak.bisa dikatakan sulit. Ada quotes yang kusuka dalam buku ini;
“Menurutku yang terpenting bukanlah apa
dirimu, tapi apa yang kaulakukan” (hlm. 240)
“Sulit sekali jadi manusia, tapi tidak terlalu sulit jika
kamu berfikir kamu memang manusia” (hlm. 249)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar