laman

Selasa, 07 Februari 2017

Review Book; I Was a Rat



Judul: I Was a Rat! Or The Scarlet Slippers
Pengarang: Philip Pullman
Penerbit: Gramedia
Terbit: Cetakan pertama, 2007
Tebal: 256 hlm
ISBN: 978-979-22-3430-5
Genre: Novel Anak/ Inggris
 
Setiap membaca novel anak karya Pullman, hati saya berdecak kagum. Tokohnya memang terkadang absurd, atau mengangkat benda mati yang seolah punya perasaan seperti manusia. Dan beberapa kali saya baca novel karangan Pullman, tokohnya terjebak dalam keadaan yang sulit yang pada akhirnya dengan ketangguhannya bisa menyelesaikan kesulitan itu.

Begitu juga dalam novel I Was a Rat (dulu saya tikus) mengisahkan tentang seekor tikus yang berubah menjadi manusia. Dia ditemukan oleh kakek pembuat sepatu dan nenek yang kesehariannya membuka laundry. Sejak pertama mereka bertemu anak itu mereka langsung jatuh cinta. Namun anak itu tidak bisa  bicara layaknya manusia. Karena takut dituduh menculik dan khawatir anak itu dicari orang tuanya maka mereka membawa keliling kota, ke balai kota, dinas sosial, ke kantor polisi,  rumah sakit, untuk mengembalikannya ke tempat asalnya. Namun gagal. Namun tikus tetaplah tikus, dia memakan pensil sang hakim, anak itu ditolak dan dianggap kurang waras, demikian juga ketika Roger dibawa ke kantor polisi. 

Mereka memutuskan merawatnya, dan memberi nama Roger. Agar bisa sama dengan anak yang lain, Bob dan Joan menyekolahkannya. Naas di sekolah dia dibully teman hingga mengundang kemarahan sang kepala sekolah. Sang kepala.sekolah hendak menghukumnya, namun Roger lari menyelamatkan diri. Ibarat pepatah keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya. Roger ditemukan oleh pemilik sirkus, dia dijadikan tikus jadi-jadian yang menjijikkan. Dia dijadikan bahan tontonan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. 

Robert secara tak sengaja diselamatkan oleh anak anak, dan dia.masuk ke gorong-gorong, alhasil.dia diberitakan sebagai monster membahayakan. Dia ditangkap polisi, dia diadili dan hampir dihukum mati. Bob dan Joan meminta  bantuan pada kerajaan, dan bertemulah dengan sang putri. Sang putri bertekad mengeluarkan Roger bagaimanapun caranya. Mampukan sang putri membebaskan Roger dari segala tuduhan. Dan apa hubungan Roger  dengan sang putri, hingga sang putri berusaha mati matian untuk membebaskan Roger. 

Membaca novel ini memberi pelajaran  bagi kita.bahwa menjadi manusia dengan sebenar-benar manusia tidaklah mudah, meski tidak.bisa dikatakan sulit. Ada quotes yang kusuka dalam buku ini;

Menurutku yang terpenting bukanlah apa dirimu, tapi apa yang kaulakukan” (hlm. 240) 


“Sulit sekali jadi manusia, tapi tidak terlalu sulit jika kamu berfikir kamu memang manusia” (hlm. 249)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar