Gajah
itu melakukan apa yang diintruksikan perempuan yang masih berumur belasan tahun itu.
Pertunjukan yamg bercerita
tentang perburuan gajah liar itu berlangsung dengan lancar dan sukses. Sang
gajah yang merasa diberi perangkap oleh pemburu berjalan dengan mengendap-ngendap dan
berhasil menyelamatkan diri dari pemburu tersebut. Para pengunjung terkagum- kagum dengan ketangkasan sang
gajah.
Diantara kita pasti sering melihat pertunjukan lumba-lumba. Biasanya ada 4 lumba-lumba yang dengan tangkasnya
melakukan semua perintah tuannya. Mereka berenang, bermain bola bola.
Meletakkan bola di atas mulutnya sambil berenang. Lumba-lumba itu memberi salam para penonton. Para penonton bersorak gembira dan
bertepuk tangan. Seorang lelaki muda dengan ikan di tangannya, melemparkan ikan tersebut ke mulut sang
lumba-lumba. Lumba-lumba
masuk ke dalam sebuah kolam. Dia berenang mengitari kolam sambil sesekali
menggoyang-goyangkan ekornya ke atas. Pelatih melemparkan bola. "Tangkap,
john!" John dengam sigap menangkap bola dan meletakkan bola di mulutnya
dan memberikannya pada tuannya.
Lagi-lagi penonton bersorak gembira.
Sebagai akhir dari pertunjukan John dan
teman-temannya mengucapkan salam perpisahan dan bersalaman dengan sang pelatih menggunakam
siripnya.
Ini baru pertunjukan lumba-lumba dan gajah. Masih banyak lagi pertunjukan yang
diperankan oleh kucing,
burung, anjing
dan lain sebagainya. Lalu bagaimana mereka bisa melalukan itu semua, padahal hewan tidak punya akal. Ya semua itu karena
habit atau kebiasaan.
Habit yang dilakukan dengan melakukan
pengkondisian kepada hewan-hewan
tersebut. Mereka dilatih oleh para ahli dan dilakukan berulang-ulang. Sehingga
dengan pengkodisiam tersebut maka hanya dengan mengatakan perintah tertentu
hewan-hewan itu
akan melakulan sesuai perintah. Kalau hewan saja yang tidak dianugerahi akal,
bisa melakukannya dengan baik, lalu bagaimana dengan manusia? pasti lebih bisa,
asalkan punya kemauan membentuk habit tertentu sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Lalu apa itu habit. Habit adalah
kebiasaan yang diperoleh dari latihan dan pengulangan. Latihan guna
membuat hal menjadi benar. Sedangkan pengulangan membuat sempurna.
Spiral habit
Repetition --practice -- commit -- learn
--habit
Repetisi
menanamkan suatu memory, condition ---memory---response(reflex).
Membentuk
habit dengan
pertanyaan;
what(apa tujuan) = what
do you want exactly?
Why
(why must I do that?)
How
(practice n repetition min 30 hari, istiqomah)
Habit itu bisa baik atau buruk.
Bagaimana cara membentuk habit, yakni dengan melakukan latihan dan pengulangan
secara kontinyu. Semakin sering
berlatih dan mengulang keahlian tertentu, kita akan semakin expert. Dan habit
jugalah yang membedakan antara orang yang sukses dan tidak sukses. Awalnya
mungkin susah untuk membentuk habit, tetapi lama kelamaan akan mendarah daging dan kita akan secara tanpa sadar
bisa melakukan habit yang
kita kuasakan.
Habit tak melulu karena motivasi tetapi
juga pengkondisian.
Habit bisa terbentuk dengan
sukarela atau paksaan, selagi bapak ibu (practice and repetition) bertemu pasti akan terbentuk habit. Membentuk habit pada awalnya dipaksa, tidak cukup hanya motivasi saja, tetapi juga
pengkondisian.
Untuk membentuk habit dibutuhkan three
milestone pertama 30 hari, kedua
3x30 hari dan yang ketiga 10x30. Kalau kita melakukannya dalam three
milestone itu,
insya Allah
habit tidak akan menjadi permanen. Habit bukan lagi merupakan paksaan. Habit yg awalnya dilakukan secara sadar
kini bisa dilakukan secara otomatis dan reflek.
Langkah membentuk habit:
1.
Membuat janji
2. Mulai
dari yang kecil, mulai dari yang sedikit/mudah
3. Temukan tempat
4. Berlatih terus menerus
5. Outliners vs out of order.
Imposible
is a sum of possibilities. If we are willing to do the possibilities, then
imposible is nothing.
Hal yg menghalangi orang untuk sukses
atau tale action:
1. Menunda
2. Unreasonable fear, ketakutan yg tidak beralasan
3. Alasan-alasan yang dibuat-buat (pesimistis)
4. Bisikan syaithan dengan kata..mendingan...sekali ini saja dan
yang lain juga begitu.
Persoalan habit bukan
karena bisa atau tidak bisa,
tetapi lebih pada mau atau tidak mau. Selamat menjemput habit.