laman

Rabu, 13 April 2016

CONTRUCT YOUR HABIT






Gajah itu melakukan apa yang diintruksikan perempuan yang masih berumur belasan tahun itu. Pertunjukan yamg bercerita tentang perburuan gajah liar itu berlangsung dengan lancar dan sukses. Sang gajah yang merasa diberi perangkap oleh pemburu berjalan dengan mengendap-ngendap dan berhasil menyelamatkan diri dari pemburu tersebut. Para pengunjung terkagum- kagum dengan ketangkasan sang gajah.

Diantara kita pasti sering melihat pertunjukan lumba-lumba. Biasanya ada 4 lumba-lumba yang dengan tangkasnya melakukan semua perintah tuannya. Mereka berenang, bermain bola bola. Meletakkan bola di atas mulutnya sambil berenang. Lumba-lumba itu memberi salam para penonton. Para penonton bersorak gembira dan bertepuk tangan. Seorang lelaki muda dengan ikan di tangannya, melemparkan ikan tersebut ke mulut sang lumba-lumba. Lumba-lumba masuk ke dalam sebuah kolam. Dia berenang mengitari kolam sambil sesekali menggoyang-goyangkan ekornya ke atas. Pelatih melemparkan bola. "Tangkap, john!" John dengam sigap menangkap bola dan meletakkan bola di mulutnya dan memberikannya pada tuannya. Lagi-lagi penonton bersorak gembira. Sebagai akhir dari pertunjukan John dan teman-temannya mengucapkan salam perpisahan dan bersalaman dengan sang pelatih menggunakam siripnya.

Ini baru pertunjukan lumba-lumba dan gajah. Masih banyak lagi pertunjukan yang  diperankan oleh kucing, burung, anjing dan lain sebagainya. Lalu bagaimana mereka bisa melalukan itu semua, padahal  hewan tidak punya akal. Ya semua itu karena habit atau kebiasaan.

Habit yang dilakukan dengan melakukan pengkondisian kepada hewan-hewan tersebut. Mereka dilatih oleh para ahli dan dilakukan berulang-ulang. Sehingga dengan pengkodisiam tersebut maka hanya dengan mengatakan perintah tertentu hewan-hewan itu akan melakulan sesuai perintah. Kalau hewan saja yang tidak dianugerahi akal, bisa melakukannya dengan baik, lalu bagaimana dengan manusia? pasti lebih bisa, asalkan punya kemauan membentuk habit tertentu sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Lalu apa itu habit. Habit adalah kebiasaan yang diperoleh dari latihan dan pengulangan. Latihan guna membuat hal menjadi benar. Sedangkan pengulangan membuat sempurna.

Spiral habit
Repetition --practice -- commit -- learn --habit

Repetisi menanamkan suatu memory, condition ---memory---response(reflex).

Membentuk habit dengan pertanyaan;
 what(apa tujuan) = what do you want exactly?
Why (why must I do that?)
How (practice n repetition min 30 hari, istiqomah)

Habit itu bisa baik atau buruk. Bagaimana cara membentuk habit, yakni dengan melakukan latihan dan pengulangan secara kontinyu. Semakin sering berlatih dan mengulang keahlian tertentu, kita akan semakin expert. Dan habit jugalah yang membedakan antara orang yang sukses dan tidak sukses. Awalnya mungkin susah untuk membentuk habit, tetapi lama kelamaan akan mendarah daging dan kita akan secara tanpa sadar bisa melakukan habit yang kita kuasakan.

Habit tak melulu karena motivasi tetapi juga pengkondisian. Habit bisa terbentuk dengan sukarela atau paksaan, selagi bapak ibu (practice and repetition) bertemu pasti akan terbentuk habit. Membentuk habit pada awalnya dipaksa, tidak cukup hanya motivasi saja, tetapi juga pengkondisian. Untuk membentuk habit dibutuhkan three milestone pertama 30 hari, kedua 3x30 hari dan yang ketiga 10x30. Kalau kita melakukannya dalam three milestone itu, insya Allah habit tidak akan menjadi permanen. Habit bukan lagi merupakan paksaan. Habit yg awalnya dilakukan secara sadar kini bisa dilakukan secara otomatis dan reflek.

Langkah membentuk habit:
1.     Membuat janji
2.    Mulai dari yang kecil, mulai dari yang sedikit/mudah
3.    Temukan tempat
4.    Berlatih terus menerus
5.    Outliners vs out of order.
Imposible is a sum of possibilities. If we are willing to do the possibilities, then imposible is nothing.

Hal yg menghalangi orang untuk sukses atau tale action:
1. Menunda
2. Unreasonable fear, ketakutan yg tidak beralasan
3.  Alasan-alasan yang dibuat-buat (pesimistis)
4. Bisikan syaithan dengan kata..mendingan...sekali ini saja dan yang lain juga begitu.

Persoalan habit bukan karena bisa atau tidak bisa, tetapi lebih pada mau atau tidak mau. Selamat menjemput habit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar