laman

Senin, 05 Juni 2017

Review; Pangeran Bumi dan Kesatria Langit



Apa yang ada di kepala kita ketika menyebut panti atau rumah Asuhan. Tentu yang terlintas adalah sebuah rumah yang penuh dengan anak yatim-piatu dan anak-anak yang terbuang. Anak-anak terbuang yang ditemukan di tong sampah, di dalam kardus atau sengaja di taruh di depan pagar panti.  Selama ini jarang buku yang mengambil setting Panti Asuhan. Stigma negatif dari kumpulan anak-anak yang terbuang jarang sekali diangkat menjadi sebuah novel. 

Ary Nilandari dalam novel Pengeran Bumi dan Kesatria Bulan hendak menunjukkan kehidupan panti asuhan. Anak-anak yang terlahir dari Rahim yang berbeda namun dipersaudarakan oleh nasib. Mereka menyebut diri mereka dengan sebutan anak-anak bulan. Akankah mereka yang terbuang tidak pernah mencapai kesuksesan dan hidup dari belas kasihan para donator. Nyatanya tidak, dalam novel ini diceritakan bahwa Maya adalah salah satu penghuni rumah asuhan bunda Wulan, berjuang keras untuk melindungi saudara-saudara angkatnya dari stigma yatim-piatu dan kurang beruntung. Maya rela keluar dari pekerjaan memberi les privatnya karena tak sanggup mendengar Okta saudara angkatnya sering dihina. Di usia yang sangat muda Maya sudah mendulang kesuksesan, meski harus bekerja sambil kuliah dia mendapat pekerjaan yang layak. Asyik kerja menyebabkan tidak lulus-lulus dalam kuliah. 

Geo datang memberi corak warna dalam hidupnya. Maya yakin Geo adalah lelaki paling cocok untuk menjadi pendamping hidup, namun tanpa disadari di alam bawah sadarnya, Maya menyimpan cinta untuk Jono, temannya di panti asuhan yang akhirnya bisa menemukan ibu yang melahirkannya.

Ternyata orang yang saling dekat pun tidak mengetahui segalanya tentang diri masing-masig. Barangkali itu yang mmebuat suatu hubungan menjadi menarik dan hidup. Terus belajar, sellau ada kejutan, belajar lagi. Seperti membaca buku mengasyikkan yang taka da habisnya, dan tak ingin habis.(hal;290)

Novel yang disajikan dengan bahas yang ringan, menyentuh, mengaduk perasaan.  Ary hendak menunjukkan bagaimana mencintai dengan kedewasaan. Cinta yang ditunjukkan oleh Geo dan Jono ketika mencintai satu orang yang sama. Cinta tak perlu kata indah, tetapi bukti nyata. Cinta yang tidak egois, tetapi mereka fokus untuk melakukan yang terbaik dan memberi kebahagiaan pada orang yang mereka cintai. Cinta bukan sebuah paksaan, namun sebuah kesadaran untuk bisa membahagiakan orang yang dicintai bahkan ketika orang yang dicintai harus memilih orang lain. Dia melapangkan hatinya karena cinta tak harus memiliki. Cinta adalah membuat orang yang dicinta selalu bahagia meski disamping orang lain.

Dua sungai yang mengalir berdampingan tidak harus bersatu dan bermuara pada titik yang sama. Tetapi keduanya masih bisa memberi manfaat bagi satu sama lain dan lingkungan mereka. (hal. 315)

Judul: Pangeran Bumi Kesatria Bulan
Pengarang: Ary Nilandari
Penerbit: Qanita
Terbit: Cetakan pertama, 2014
Tebal: 321 hlm
ISBN: 978-602-1637-38-5
Genre: Novel Remaja



Tidak ada komentar:

Posting Komentar